Selasa, 29 April 2014

DISKUSI PANEL PELAJAR - MAHASISWA DALAM RANGKA PELANTIKAN PENGURUS IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA GARUT (IJTI GARUT)

Hotel Agusta Garut, 21 Mei 2013


Oleh : Agus Saefudin (PK Ekonomi Syariah IMM STAIDA Garut)



Ketua Umum IMM STAIDA Muhammadiyah Garut, beliau menyuruh untuk sebagian anggotanya untuk mengikuti acara Diskusi Panel Pelajar Dan Mahasiswa dalam rangka pelantikan pengurus IJTI  Garut. dengan di Hadiri oleh perwakilan Bupati, Mentri, Rektor Universitas Garut, Alumni IJTI dsb, juga di hadiri oleh peserta dari Pelajar mulai dari tingkat SMA, Mahasiswa dan Salah satunya Mahasiswa STAIDA Muhammadiyah Garut.
Seperti  biasa peserta hanya menyimak apa yang akan di sampaikan oleh para panitia penyelenggara. Adapun dalam acara ini ada seseorang pemateri dari KPID Jabar (Komisi penyiaran Indonesia) bapak Abdul Holiq M.A dengan temanya “Tayangan yang berkualitas adalah tayangan yang sehat” dan beliau memaparkan bahwa aktifritas masyarakat tidak akan terlepas dari media karna memang media sudah ada di sekitar kita, dari mulai radio televisi dan internet yang sekarang sudah membuming, namun yang patut kita sadari dalam setiap rumah tentu pasti selalu ada Televisi dan tentunya masyarakat tidak akan mendiamkan benda itu tentu akan di tontonnya.
Semuya masyarakat tentunya tentunya ingin selalu menonton Televisi dari mulai Anak – Anak, remaja, dewasa, orang tua yang sudah rentan dan bahkan kucing peliharaan pun akan ikut menonton Televisi dan inilah yang akan sangat berpengaruh sekali terhadap masyarakat. Bayangkan para pelajar waktu sekolah setahunnya 800 Jam, sehari 3 – 5 Jam sepekan 18 – 30 Jam 200 hari untuk belajar, dan untuk menonton TV setahun 1600 Jam sehari 4 – 5 jam sepekan 30 – 35 Jam. Kalo melihat dari prediksi ini  yang menonton TV lebih dominan ketimbang Belajar.
Ketika tadi berbicara mengenai sebuah dampak dan pengaruh dari media atau salah satunya Televisi berkenaan itu ada sebuah solusi bagai mana masyarakat perlu tahu literasi media yaitu untuk menjadi pemirsa yang cerdas dan keritis supaya pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seseorang agar dapat menggunakan media itu dengan benar dan optimal.
Pengetahuannya adalah  adanya adegan perkelahian di sinetron atau di reality show itu tidak sungguhan iklan bertujuan konsultif, lalu isi media cendrung di gambarkan berlebihan di bandingkan yang sesungguhnya dan juga harus mempuyai kemampuan (skill) lalu mengerti teknik Flashback, paham penggunaan ilustrasi music/sepesial efek dari Film dapat mengngambil suatu manfaat dari media untuk kebuthannya. Bahkan ketika melihat dan menonton Televisi tubuh kita harus dalam keadaan fit dan menekankan jumlah waktu yang kita habiskan dala mengkonsumsi media dengan pikiran kosong dan juga merencanakan atau memprogram secara sudah isi materi media yang kita biarkan menarik perhatian kita. Lalu mayarakat akan senantiasa mewaspadai dampak dari media dan akan dapat mengantisipasinya, pemirsa akan menanggapi pesan media secara kritis
Pemirsa atau penonton harus cerdas dan kritis supaya menjadikan tontonan dari media itu sebagai kegiatan pilihan dengan membatasi waktunya pilihan program acara yang sesuai dengan usia baik dan bermanfaat lalu kalo ada tontonan yang melanggar Norma – norma keritisilah bila ada isi saran yang buruk, atau dapat mengadukanya ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar